Pembuatan Gula Semut
Proses pembuatan gula semut dari pohon aren ini menggunakan cara yang umum dan biasa digunakan oleh petani pembuat gula aren. Proses tersebut dilanjutkan dengan cara pembuatan gula semut yang memenuhi syarat untuk diperdagangkan sesuai standard Pembuatan Industri Rumah Tangga (PIRT) yang dikeluarkan oleh instansi terkait, Dinas Kesehatan setempat.Untuk pembuatan gula semut dari pohon aren yang baik, diperlukan beberapa tahapan, yang dimulai dari pemilihan pohon induk yang bagus sebagai sumber bahan baku, proses persiapan penyadapan, penyadapan, penampungan, pemasakkan, dan pengepakan.
a. Syarat-syarat utama pohon aren sebagai sumber bahan baku nira antara lain:
- Berumur mulai dari 8 - 10 tahun, tumbuh sehat – bebas hama dan penyakit serta berdaun lebat. .
Prosesnya dimulai dengan:
- Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak jatuh di tanahkarena itu permukaan tanah dibawah pohon aren tampak berwarna putih kekuningan karena adanya tepungsari yang jatuh di bawah pohon.
- Melakukan pembersihan tandan/malai bunga/mayang
- Memukuldan mengayun-ayunkan tandanuntuk merangsang keluarnya nira.
- Pemukulan dan pengayunan dilakukan kurang lebih tiga sampai empat minggu dengan selang satu hari, aktivitas ini dilakukan pada pagi dan sore.
- Untuk mengetahui, apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun- ayun tersebut sudah atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan caramenoreh (dilukai) tongkol (tandan) bunga tersebut.
- Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga jantan sudah siap disadap.
c. Penyadapan.
Proses penyadapan dimulai dengan:
- Tandan/mayang dipotong pada bagian yang sudah ditoreh
- Pada bagian bawah bagian tandan/mayang yang dipotong, diletakkan bumbung bambu.
- Ke dalam bumbung dimasukkan kapur sirih satu sendok makan, dan 1 potong kulit manggis (berukuran 3×3 cm).
- Bumbung ini diikatkan secara kuat pada pohon, apabila bumbung bambu tidak tersedia, dapat digantikan dengan jerigen ukuran 10 – 15 liter.
- Penyadapan berlangsung selama 12 jam, atau dilaksanakan pada pagi hari dan sore hari. Bumbung/jerigen yang telah terisi nira diturunkan. Setiap kali penyadapan diperoleh 6 – 12 liter nira, tergantung pohon yang disadap.
- Setelah itu tandan/mayang harus diiris tipis kembali untuk membuang jaringan yang mengeras dan tersumbat pembuluh kapilernya.
- Di bawah irisan baru tersebut diletakkan lagi bumbung bambu/jerigen yang bersih.
- Demikian proses ini dilakukan terus menerus selama 3-4 bulan.
d. Penampungan.
- Hasil penyadapan dari beberapa pohon aren, langsung dimasukkan dalam kuali besi berukuran 40 – 50 liter.
- Bila penampungan sudah penuh, maka proses pemasakkan sudah siap dimulai.
e. Pemasakkan.
- Proses pemasakan dilakukan setelah kuali penampungan penuh, dengan air nira aren kurang lebih 40 liter.
- Pemasakkan dilakukan dengan menggunakan kayu, api diatur supaya tetap konstan selama kurang lebih 5 – 6 jam.
- Selama proses ini, buih aren yang mendidih dikeluarkan.
- Proses pengadukan dilakukan setelah kurang lebih 3 jam, secara terus-menerus, sampai terjadi proses karamelisasi dan pengkristalan. Pada saat pengkristalan terjadi, api mulai di atur secara perlahan-lahan mengecil, supaya tidak hangus pada bagian bawah. Untuk itu pengadukan harus dilakukan dengan merata dan terus-menerus.
- Dalam satu kuali berisi 40 liter air nira, biasanya dapat menjadi 8 kg gula semut siap jual.
f. Pengepakkan.
- Setelah air nira menjadi Kristal, proses pendinginan dilakukan.
- Pengepakkan dilakukan setelah Kristal berwarna coklat terang menjadi dingin.
- Pengepakan dibuat dalam kantong plastik berukuran 1 kg, di lenkapi dengan label PIRT (perusahaan industri skala kecil) yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Terkait.
g. Penjualan.
- Gula semut berbentuk Kristal coklat terang siap dijual dengan kemasan yang di buat menarik. dengan bebrapa ukuran tertentu. atau dengan kemasan curahan untuk pembeli grosir.
0 comments: